BPJT Siap Implementasikan Penggunaan Uang Elektronik Untuk Seluruh Gerbang TOL

BPJT Siap Implementasikan Penggunaan Uang Elektronik Untuk Seluruh Gerbang TOL
BPJT Siap Implementasikan Penggunaan Uang Elektronik Untuk Seluruh Gerbang TOL
Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap mengimplementasikan 100 persen penggunaan transaksi pembayaran nontunai atau dengan uang elektronik di seluruh gerbang tol per Oktober 2017. Upaya ini optimistis dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di setiap gerbang tol.

"Kemacetan harusnya berkurang banyak sih ya," kata Kepala BPJT, Herry TZ di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Ia beralasan, penggunaan uang elektronik sebagai transaksi pembayaran di gerbang tol hanya membutuhkan waktu kurang dari 4 detik. Waktu yang dibutuhkan itu jauh lebih sedikit dibanding transaksi tunai yang memakan waktu sampai 12 detik atau lebih dari Standar Pelayanan Minimum (SPM) 6-9 detik.

"Dengan nontunai kurang dari 4 detik, tapi kalau tunai bisa sampai 12 detik. Belum kalau pakai ngobrol, ngasih uang kembalian. Jadi gangguan di gerbang tol karena interaksi, dengan kapasitas terbatas, makin banyak antre, makin panjang antreannya," Herry menerangkan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengungkapkan, penetrasi penggunaan nontunai di ruas jalan tol Jabodetabek saat ini mencapai 33 persen. Secara nasional, baru sebesar 28 persen. Sementara targetnya 100 persen di Oktober 2017.

Dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran nontunai di jalan tol 100 persen, BI bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dan perbankan.

"Elektronifikasi jalan tol atau penggunaan uang elektronik di seluruh ruas jalan tol 100 persen berlaku Oktober 2017," kata Sugeng.

Sugeng menambahkan, untuk mengejar target 100 persen transaksi pembayaran nontunai di jalan tol, BI dan pihak-pihak terkait sudah melakukan edukasi, sosialisasi, dan kampanye sejak Mei lalu. Selanjutnya, Kementerian PUPR akan menerbitkan regulasi yang mewajibkan transaksi nontunai di jalan tol.

"Perbankan akan memperluas cakupan penjualan kartu uang elektronik di gardu tol dan menambah paling sedikit 30 titik top up dari saat ini hanya berjumlah 21 titik. Ini untuk menjawab satu tantangan karena susahnya top up," ujarnya.

Cara lain untuk mempercepat penetrasi, diakui Sugeng, perbankan dan BUJT akan menggelar berbagai program diskon untuk meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap penggunaan uang elektronik di jalan tol. Periode diskon mulai dari 17 Agustus sampai 30 September 2017.

Selanjutnya, perbandingan komposisi antara gardu tol nontunai dengan gardu tol hibrid di setiap gardu tol akan diarahkan secara bertahap ke proporsi 70:30 guna mendorong akseptasi yang lebih luas. Jadi gardu tol nontunai, terdiri dari gardu tol otomatis (GTO), dan gardu manual yang hanya menerima pembayaran tol nontunai.

"Kita ingin mengubah kultur, karena di luar negeri, terutama di negara-negara maju sudah diterapkan. Nanti akan law enforcement (penegakkan hukum)," tutur Sugeng.


-  LIPUTAN6  -

Sign out
Baca Juga ×
Diberdayakan oleh Blogger.