7 Gurun di Arab Saudi Ini Akan di Buat Kota Baru

7 Gurun di Arab Saudi Ini Akan di Buat Kota Baru
7 Gurun di Arab Saudi Ini Akan di Buat Kota Baru
Abu Dhabi - Setelah mengandalkan minyak untuk energi ekonominya selama lebih setengah abad, Arab Saudi mulai beralih ke sumber daya alam untuk menunjang perekonomian mereka di masa mendatang. 

Melansir dari Bloomberg, Senin (7/8/2017), Kerajaan Saudi berencana mengubah ribuan kilometer persegi gurun pasir menjadi kota-kota baru, untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi.

Eksportir minyak terbesar di dunia ini, mengumumkan untuk membangun kota ekonomi khusus, di bidang logistik, pariwisata, hiburan, industri, dan keuangan senilai USD10 miliar. Bila dikonversi ke rupiah, setara dengan Rp133,19 triliun (estimasi kurs Rp13.319/USD).

Salah satu kota yang dibangun, disebut-sebut lebih luas dari negara Belgia, dan akan mencakup pembangunan bandara dan pelabuhan. “Selama ini pembangunan kota-kota ekonomi berjalan lambat. Sejak kejatuhan harga minyak, laju pembangunan harus lebih cepat terutama untuk sejumlah proyek yang ditangguhkan,” ujar Monica Malik, kepala ekonom di Bank Abu Dhabi PJSC, Uni Emirat Arab.

Pembangunan kota-kota ekonomi sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030 yang dicetuskan pada April lalu. Pihak kerajaan mengatakan akan berupaya “menyelamatkan” dan “mengubah” proyek-proyek ekonomi yang selama ini ditangguhkan pembangunannya. Berikut beberapa proyek kota baru di Arab Saudi.

Kota Wisata Laut Merah

Pekan lalu, Kerajaan Saudi mengumumkan rencana mengubah 50 pulau dan 34.000 kilometer persegi di sepanjang garis pantai Laut Merah menjadi kota tujuan wisata dunia. Wilayah ini lebih besar dari Belgia. Kota wisata ini terletak diantara kota Umluj dan Al Wahj. Proyek ini bertujuan menarik wisatawan mewah dari seluruh dunia. 

Proyek ini akan dikembangkan melalui anggaran kekayaan negara dan Dana Investasi Publik. Konstruksinya diharapkan dimulai apda 2019 dan tahap pertama selesai pada 2022. Namun pihak Kerajaan Saudi menutup rapat-rapat berapa investasi yang ditanamkan.

Menariknya, pengunjung akan memiliki akses ke situs kuno di Mada’in Saleh, sebuah peninggalan peradaban kuno yang sama yang membangun Kota Petra di Yordania. Video promosi tentang proyek kota wisata di Laut Merah, dengan pantai berpasir putih sudah dibuat untuk menarik wisatawan.

Kota Al Faisaliyah

Kerajaan Saudi telah mengumumkan rencana terperinci untuk proyek Kota Al Faisaliyah. Terletak di sebelah barat Mekkah, kota ini akan memiliki unit hunian mewah, bandara, dan pelabuhan laut. Proyek ini mencakup 2.450 kilometer persegi--hampir seukuran Kota Moskow di Rusia--dan diperkirakan selesai pada tahun 2050. Otorotitas Pembagunan Wilayah Mekkah dan Dana Investasi Publik akan  terlibat dalam pembangunan kota ini. Namun angka investasi belum diumumkan ke publik.

Kota Al Qidiya

Arab Saudi berencana mengembangkan kota budaya, olahraga, dan hiburan terbesar di Al Qidiya, sebelah barat daya Riyadh. Proyek ini akan dikembangkan di area seluas 334 kilometer dan akan mencakup area safari dan taman hiburan Six Flags Entertainment Corp. Pihak kerajaan, investor lokal dan internasional akan mengembangkan kota ini. Konstruksi akan dimulai tahun depan dan tahap pertama dijadwalkan selesai tahun 2022. Lagi-lagi, angka investasi tidak diberikan pihak kerajaan.

Sebagai kota hiburan, pemerintah akan membuat peraturan hiburan tersendiri. Diantaranya soal konser, pertunjukan tari, dan pemutaran film demi menarik ribuan wisatawan. Pada 2030, kerajaan ingin meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk rekreasi hingga 6%.

Kota Ekonomi Raja Abdullah

King Abdullah Economic City ini sedang dikembangkan oleh Emaar Economic City, perusahaan yang dikendalikan pemerintah Saudi dan pengembang properti terbesar Dubai Emaar Properties PJSC. Kota ini memiliki wilayah seluas ibu kota Belgia, Brussels, dan proyek ini akan menarik investasi USD7,9 miliar atau setara Rp105 triliun. Proyek ini mencakup pelabuhan laut, pusat logistik seluas 55 kilometer persegi, pusat olahraga dan rekreasi dan lebih dari 6.500 hunian properti.

Distrik Finansial Raja Abdullah

King Abdullah Financial District, dibangun sebagai jawaban Arab Saudi terhadap Dubai International Financial Center, yang membawa bank, perusahaan jasa keuangan, auditor, pengacara, dan bursa saham kerajaan dan otoritas pasar modal ke dalam satu area. Proyek kota ini berada di utara Riyadh. Sejatinya proyek ini mulai dikembangkan pada 2006, namun baru selesai sekitar 70%. 

Dan April lalu, pihak kerajaan ingin melanjutkan pembangunan yang tertunda. Distrik ini memiliki luas 1,6 kilometer persegi dan dimiliki oleh Saudi Public Pension Agency dan Kerajaan Saudi. Pemerintah sedang mencari cara memberi insentif kepada perbankan untuk mengalihkan tempat ke distrik ini.

Kota Ekonomi dan Pengetahuan

Ini menjadi smart city pertama di Arab Saudi, berdekatan dengan Kota Madinah, yaitu akan berfokus kepada kekayaan intelektual, industri berbasis pengetahuan, multimedia laksana Silicon Valley di Amerika Serikat. Kota ini memiliki wilayah 4,8 kilometer persegi dan memiliki akses ke Mekkah dan Jeddah melalui Haramain High Speed Railway. Kota Ekonomi dan Pengetahuan ini sudah mencatatkan diri di bursa saham Saudi pada tahun 2010 dan telah mengumpulkan nilai USD270 juta.

Kota Ekonomi Pangeran Abdulaziz bin Mousaed

Sebuah kota mixed used seluas 156 kilometer persegi di utara Arab Saudi. Kota ini terdiri dari area perumahan, bandara internasional, hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan. 


-  SINDO  -


Sign out
Baca Juga ×
Diberdayakan oleh Blogger.