SBY dan Prabowo Bertemu di Tempat Nasi Goreng Langganan SBY
Nasi goreng itu merupakan hasil racikan dua pedagang nasi goreng gerobak yang diundang masuk ke halaman rumah SBY untuk memberi sajian utama pada pertemuan tersebut.
Salah satu penyedia nasi goreng itu yakni Sri Hartini (37). Nasi goreng yang dimasak Sri dan suami serta anaknya, disajikan langsung untuk SBY, Prabowo dan pengurus kedua partai. Sri mengaku, sudah jadi langganan SBY selama beberapa tahun.
"Saya langganan Pak SBY dari 2009. Kalau dibilang sering ya, kalau ada acara biasa diundang," kata Sri, saat diwawancarai di kediaman SBY, Kamis malam.
Dia menyajikan 80 porsi untuk pertemuan malam ini. Ada menu nasi goreng serta mie rebus dan goreng yang dibuat di gerobaknya. Bahan untuk kedua menu tersebut sama seperti pada umumnya.
Ada nasi, sayuran seperti sawi, kol, tomat, timun, acar, dan tentu saja bumbu racikan sendiri masing-masing untuk nasi goreng, mie rebus dan goreng.
Yang disajikan kepada SBY dan Prabowo adalah nasi goreng. Sri menyatakan, dia menyajikang nasi goreng untuk keduanya lengkap dengan kerupuk. "Kayak biasa," ujar Sri.
Sri bukan merupakan pedagang keliling. Dia punya kios sekitar 200 meter jaraknya dari kediaman SBY. Sejak 2006 tinggal di Cikeas, dia sudah menjadi pedagang nasi goreng. Ia enggan mengungkap berapa bayaran seluruh nasi goreng yang ia sajikan di pertemuan ini.
"Dibayarnya (berapa) saya enggak kasih tau, yang penting kita buktinya (siapkan) 80 porsi," ujar wanita asal Ngawi, Jawa Timur itu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, penjual nasi goreng yang dihadirkan memang pedagang favorit SBY dan para pengurus Partai Demokrat.
Menurut Hinca, penjual nasi goreng itu merupakan pedagang keliling yang bisa dihubungi untuk pesanan.
"Iya keliling, kalau kami minta dia kemari tinggal ditelepon, biasanya ada mi tek-teknya, menunya ganti, kadang ada empalnya," kata Hinca di Puri Cikeas, Kamis malam.
Karena itu, Hinca menyebut bahwa pertemuan SBY dan Prabowo tersebut sebagai "diplomasi nasi goreng".
"Saya bilang 'diplomasi nasi goreng'. Nasi goreng itu kan sangat merakyat dan ini juga biasa jualan di pinggir jalan juga," ujar Hinca.
- KOMPAS -
Post a Comment