Ratusan Jemaah Indonesia Kelelahan di Terowongan Jamarat
Sedangkan tenda jamaah yang terdekat dengan lokasi jamarat (lokasi melontar) adalah dua kilometer. Usai melontar, jamaah diarahkan melalui jalan pulang yang panjangnya sekitar empat kilo meter.
Dalam perjalanan pulang melewati Terowongan Mina inilah banyak jamaah yang bertumbangan, terutama jamaah usia lanjut. Sebagian besar karena kelelahan berjalan jauh dan dehidrasi.
Seperti yang di Kutip di Republika.co.id, Jumat sore hingga tengah malam (1/9), ratusan jamaah kelelahan. Mereka bergeletakan di bagian tepi terowongan.
Kondisinya bermacam-macam. Ada yang kelelahan karena tidak kuat berjalan terlalu jauh. Ada yang terkena serangan panas hingga jamaah yang pingsan.
Sulit sekali menemukan tenaga kesehatan di sepanjang Terowongan Mina. Tim Gerak Cepat (TGC) selalu bergerak di sepanjang terowongan. Jumlahnya juga sangat kurang, tidak sebanding dengan jumlah jamaah. Tidak ada pos kesehatan di sepanjang terowongan. Jamaah yang sakit benar-benar hanya bisa mengharapkan bantuan dari jamaah lain atau petugas yang kebetulan lewat.
Jika tak mendapat kursi roda, jamaah yang sakit dipapah hingga ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina. Untuk mendapatkan kursi roda, harus keluar dari terowongan.
Tim kesehatan benar-benar berjuang menolong jamaah. Jumlah kursi roda juga sangat terbatas, sedangkan banyak jamaah yang membutuhkan. Bahkan, ada kursi roda jamaah yang dipinjam untuk mengevakuasi jamaah sakit di terowongan.
Seluruh akses di Terowongan Mina ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak ada kendaraan yang boleh masuk, kecuali mobil polisi.
Seorang jamaah perempuan asal Bandung, pingsan di pinggir terowongan karena kelelahan. Jamaah yang memiliki penyakit diabetes ini, hanya bisa tersungkur. Dia sempat ditolong jamaah yang juga seorang dokter dari Palestina. Ibu ini tertolong setelah TGC menemukannya. Dia akhirnya dievakuasi dengan kursi roda ke KKHI Mina.
Jamaah yang sakit akhirnya dikumpulkan di sebuah tempat parkir truk dan alat berat di terowongan. Mereka ditangani beberapa dokter dan perawat. Karena darurat, jamaah hanya tidur atau duduk beralaskan kardus.
Ada lagi seorang jamaah pria yang mengalami serangan panas karena kurang minum. Dia mengaku tidak makan makanan yang diberikan di maktab. Dengan dibantu jamaah dan seorang petugas, dia akhirnya dipapah untuk mendapatkan pertolongan di KKHI.
Banyak juga jamaah yang tertinggal rombongan. Kondisi terowongan yang padat membuat jamaah bingung. Apalagi jika kondisinya lelah dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Banyak ketua rombongan yang meninggalkan jamaahnya yang kecapaian.
Jamaah haji Indonesia mulai melontar jumrah Aqabah pada Jumat (1/9). Jamaah kembali melontar jumrah Aqabah, Ula dan Wustha pada Sabtu (2/9). Bagi jamaah yang mengikuti nafar tsani, melempar tiga jumrah masih akan dilakukan pada Minggu (3/9).
- REPUBLIKA -
Post a Comment