Film Pocong dan Kuntilanak Kembali Tayang di Layar Lebar Indonesia
CNNIndonesia.com menanyakan kepada pembaca terkait karakter setan yang dianggap paling seram. Dari 851 responden, sebanyak 41 persen menjawab mereka ketakutan saat dihadapkan sosok kuntilanak dalam film horror. Posisi ke-dua ditempati makhluk yang kerap loncat, pocong, dengan raihan suara sebanyak 35 persen. Menyusul setelahnya ada sundel bolong yang sempat diperankan oleh Ratu Horor Indonesia, Suzzanna.
Terakhir, sosok mungil yang disebut kerap mencuri uang, tuyul, dipilih oleh enam persen responden. Ketakutan masyarakat akan sosok makhluk halus berwujud wanita yang disebut kerap menangis, berambut panjang, atau berada di atas pohon ini ternyata dibuktikan dalam sejarah perfilman Indonesia.
Berdasarkan data katalog filmindonesia.or.id, kuntilanak dan pocong adalah karakter setan yang paling banyak digunakan, setidaknya dalam judul film. Tercatat, sebanyak 21 film telah menggunakan kuntilanak sebagai judul. Namun, masih lebih banyak film yang menggunakan pocong sebagai tajuk, yaitu 33 judul.
Sedangkan sundel bolong hanya empat judul, dan tuyul cuma lima film. Kuntilanak pertama kali ada dalam layar lebar pada 1961 dengan tajuk Kuntilanak. Namun genre film itu bukan horor, melainkan komedi yang dibintangi oleh Eddy Sud, Tien Rostini, S Bagio, Iskak, dan Atmonadi.
Film hitam putih garapan Kurnaen Suhardiman itu mengisahkan perjalanan Tuty yang diperankan Tien Rostini yang menjadi perbincangan lantaran memiliki suara tertawa mirip kuntilanak.
Kuntilanak di masa lalu sempat dibawakan dalam beberapa film, seperti Kuntilanak (1974) dan Putri Kunti'anak (1988). Sedangkan di era modern, Rizal Mantovani sukses membawa Kuntilanak menjadi film sukses pada 2006.
Sedangkan karakter pocong tercatat mulai muncul pada film Setan Kuburan (1975) yang digarap oleh Daeng Harris dan dibintangi oleh Benyamin S, Mansjur Sjah, Mang Harry, Yatie Octavia, dan Jeffry Sani.
Selain Setan Kuburan, karakter pocong juga muncul dalam film Sumpah Keramat (1988), dan Setan Pocong (1988) yang sekaligus menjadi film pertama dengan menggunakan pocong dalam judul.
Film tentang pocong di era modern yang paling diingat adalah karya Rudi Soedjarwo pada 2006, Pocong 2 yang merupakan sekuel dari Pocong yang dilarang beredar oleh Lembaga Sensor Film.
LSF melarang peredaran Pocong dengan alasan membuka luka lama akan kerusuhan, dan memuat unsur suku, ras, agama, dan budaya, serta pemerkosaan yang dianggap terlalu brutal.
Namun, ketika Pocong 2 beredar, film ini mendapatkan apresiasi cukup baik sehingga dilanjutkan dengan sekuel Pocong 3 dan 40 Hari Bangkitnya Pocong.
- CNNINDONESIA -
Post a Comment