Kepolisian Hongkong Pantau 20 TKW Indonesia Yang Memiliki Hubungan Dengan Isis

Kepolisian Hongkong Pantau 20 TKW Indonesia Yang Memiliki Hubungan Dengan Isis
Hongkong -  Kepolisian Hong Kong memantau sekitar 20 tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia yang dilaporkan memiliki kaitan dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Pantauan polisi itu sebagai respons dari laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta baru-baru ini. Laporan itu menyebut, 43 TKW Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong memiliki kaitan dengan jaringan ISIS.

Surat kabar South China Morning Post (SCMP) mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan polisi, melaporkan bahwa beberapa orang dari daftar laporan itu telah meninggalkan Hong Kong.

IPAC dalam laporannya bulan lalu mengatakan, ada 50 pekerja migran yang ambil bagian dalam kelompok diskusi ekstremis. Dari jumlah tersebut, 43 orang bekerja atau pernah bekerja di Hong Kong.

Menurut sumber media lokal itu, para pekerja Indonesia itu tidak memiliki hubungan langsung dengan ISIS. Mereka hanya mendukung ideologi agama tertentu dari kelompok ekstremis, namun tidak menunjukkan niat yang keras.

”Meskipun mereka hanya simpatisan, polisi masih akan mengawasi mereka,” katanya.

SCMP dalam laporannya pada hari Minggu (13/8/2017), juga mengutip pernyataan diplomat Indonesia di Hong Kong, Tri Tharyat, yang mengatakan bahwa konsulatnya telah mengintensifkan upaya untuk menghentikan orang-orang Indonesia di Hong Kong agar tidak menjadi radikal.

Dia mengklaim konsulatnya telah membentuk mekanisme kerja yang baik dengan pejabat Hong Kong untuk memerangi teror.

”Bagian dari upaya saya adalah melakukan upaya terbaik untuk meminimalkan dan jika memungkinkan untuk memastikan nol orang Indonesia berafiliasi dan terpengaruh oleh kelompok (ekstrimis),” ujar Tri. 


-  SINDO  -
Sign out
Baca Juga ×
Diberdayakan oleh Blogger.